Pengambilan foto dan video bersama orang gila ini mengambil lokasi di alun-alun kota Sumedang tepatnya di halte angkutan umum sebelah timur alun-alun atau di depan lembaga pemasyarakatan (LP) di Sumedang. Pengambilan dilakukan hari Sabtu, 6 Desember 2008 pada pukul 10.30 WIB.
Dalam proses pengambilan foto dan video tersebut dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama yaitu pengkajian untuk memastikan target orang gila atau bukan. Tahap kedua yaitu pendekatan kepada target agar orang gila tersebut mau berespon terhadap perkataan maupun tingkah laku pengamat. Dan yang ketiga yaitu penelusuran kepada orang gila untuk dengan cara ngobrol dan mendengarkan perkataannya untuk mengidentifikasi gangguan-gangguan yang merupakan ciri dari orang gila.
Penampilan fisik orang gila tersebut:
- Sangat kucel dan tidak terurus
- Memakai pakaian yang aneh, tidak wajar, bolong-bolong.
- Memakai jam tangan rusak, berbagai kalung, gelang, memiliki anting di telinga, memakai topi dan merokok.
- Membawa barang bawaan yang tidak jelas seperti botol minuman, puntung rokok, dan barang yang tidak jelas lainnya yang terbungkus di tiga buah kantong plastic besar.
Proses pertemuan:
- Pada mulanya orang gila tersebut ketika ditanya tidak berespon dan cenderung untuk menarik diri.
- Kemudian setelah di coba untuk ditanya kembali orang gila tersebut mengatakan takut tanpa kontak mata.
Gilang : "Bapak Siapa?"
B : (tidak berespon)
Gilang : “Foto bareng yuk, ntar dikasih minum ma permen?”
B : “Ga mau” (sambil menggelengkan kepala tanpa kontak mata)
Gilang : “Emangnya kenapa pak?”
B : “Takut”
Setelah didekati terus akhirnya orang gila tersebut mulai tidak takut dan bercerita tentang dirinya yang tidak jelas dan kadang tidak masuk akal, akan tetapi ketika ditanya “di mana, kenapa, punya siapa, dan lain-lain” orang gila tersebut menjawab dengan benar/nyambung walaupun ujung-ujungnya loncat-loncat dan tidak bermakna.
Ketika suasana mulai akrab, orang gila tersebut mau menerima pemberian permen dan minuman serta dapat mengucapkan terimakasih. Sempat orang gila tersebut membalas pemberian dengan menawarkan tembakau terhadap saya seperti berikut; “Mau nih tembakau saya punya di dalam kantong plastic banyak?”. Orang gila tersebut mengatakan bahwa saya ini menurutnya adalah orang benar dan mirip sekali dengan temannya dulu.
Pada waktu akan mengakhiri percakapan, saya mengucapkan terimakasih kepada orang gila tersebut dan tak lama beberapa saat kemudian orang gila tersebut pergi meninggalkan halte tersebut.
Kesimpulan:
- Klien mengalami gangguan arus atau jalan pikiran berupa Flight of Ideas dan Inkohorensi yang ditandai dengan pembicaraan yang cepat berubah, tidak nyambung dan loncat-loncat serta ada “gado-gado kata” seperti “….di gunung Salak, salak bali…”.
- Klien mengalami gangguan isi pikiran berupa waham kebesaran yang ditandai dengan mengatakan bahwa dirinya adalah orang benar, pernah kuliah yang katanya di universitas miliknya sendiri dan klien mengatakan bahwa sebenarnya saya ini anak metal (sambil membuka topinya dan mengibas-ngibaskan rambutnya).
- Klien kemungkinan mengalami gangguan ingatan dengan mengatakan bahwa dirinya pernah dipenjara tetapi tidak jelas cara penyampaiannya dan cenderung tidak masuk akal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar