Words are, of course the most powerful drug used by mankind (Rudyard Kipling)

We just an ordinary one, from Faculty of Nursing - University of Padjadjaran that want to present our best in making this blog...

Our mission is to introduce Psychiatric Nursing as a part of Nursing Care and it's relation to human needs besides that we want to share information about the evolution and development of Psychiatric Nursing as a knowledge...

Hope it will be useful for people who want to search about the articles that we have made...

Crew Serpihan Jiwa Kelompok 4 FIK UNPAD:

1. IMMA WARDHANI (N1O050005)
2. IIN SAKINAH (N1O050021)
3. APRIANI PURNAMA (N1O050032)
4. SRI HENDRAWATI (N1O050048)
5. DEBORAH SIREGAR (N1O050062)
6. GILANG ANGGITA (N1O050065)
7. YULIANTI (N1O050076)
8. YANE MELISIA L. (N1O050087)
9. RENGGANI GITA (N1O050092)
10. DEDEN BUDIMAN (N1O050097)
11. RIZKI FERDIANI P. (N1O050104)


Kamis, 18 September 2008

Sejarah Perkembangan Jiwa

MENTAL ILLNESS
“An illness with psychological or behavioral manifestations and or impairment infunctioning due to a social, psychologic, generic, physical / chemical, or biologic disturbance”( Stuard & Sundeen 1998 )
Keperawatan jiwa merupakan proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan fungsi yang terintegrasi. Keperawatan jiwa merupakan bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya (ANA).
Menurut WHO, kesehatan jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak terjadi ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang bersangkutan. Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa merupakan kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini selaras dengan orang lain. Sedangkan menurut Yahoda, kesehatan jiwa adalah keadaan yg dinamis yang mengandung pengertian positif, yang dapat dilihat dari adanya kenormalan tingkah laku, keutuhan kepribadian, pengenalan yang benar dari realitas dan bukan hanya merupakan keadaan tanpa adanya penyakit, gangguan jiwa dan kelainan jiwa.


EVOLUSI PERAWATAN KESEHATAN JIWA

1920-1945 : Care fokus pada disease (model Curative Care)

1950-1960
:
1.Pelayanan mulai berfokus pada klien, anggota keluarga tidak dianggap sebagai bagian dari tim perawatan
2.Psychotropic menggantikan Restrains dan Seclusion
3.Deinstitutionalization dimulai, mereka bukan partisipan aktif dala perawatan dan pengobatan kesehatan mereka sendiri
4.Mulai penekanan pada therapeutic relationship
5.Fokus utama pada primary preventive
6.Perawatan kesehatan jiwa diberikan di rumah sakit jiwa yang besar (swasta atau pemerintah) yang biasanya terletak jauh dari daerah pemukiman padat.
7. Lama rawat seorang klien biasanya cukup lama.

1960 – 1970
:
Pergerakan Hak-Hak Sipil (The Civil Rights) di 1960-an merupakan katalis untuk berfokus pada hak-hak penderita gangguan jiwa.
1. The Community Mental Health Centers Act (1963) secara dramatis memengaruhi pemberian pelayanan kesehatan jiwa.
2. Undang-Undang inilah yang menyebabkan fokus dan pendanaan perawatan beralih dari rumah sakit jiwa yang besar ke pusat-pusat kesehatan jiwa masyarakat yang mulai banyak didirikan dan mencakup layanan berikut ini:
a. Rawat darurat: pengkajian dan pemberian perawatan yang tepat dan cepat.
b. Rawat inap 24 jam: perawatan berbasis rumah sakit untuk stbilisasi gejala (mis., perawatan jangka pendek).
c. Hospitalisasi parsial: program perawatan untuk individu yang memerlukan perawatan harian, tetapi bukan perawatan 24 jam. Klien datang selama 6 sampai 8 jam per hari dan berpartisipasi dalam berbagai terapi (mis., terapi kelompok atau individu, pelatihan keterampilan social).
d. Rawat jalan: pengkajian, psikoterapi, dan penatalaksanaan pengobatan, klien datang 1 sampai 2 jam per minggu.
e. Konsultasi dan pendidikan: outreach program untuk kelompok komunitas yang membahas tentang topic-topik kesehatan jiwa, misalnya pelatihan untuk para majikan dalam membantu karyawan mereka yang bermasalah dengan alcohol.

1773 :

Custodial Care (tidak oleh tenaga kesehatan)Perawatan bersifat isolasi dan penjagaan.1970-1980 :
- Perawatan beralih dari perawatan rumah sakit jangka panjang ke lama rawat yang lebih singkat
- Fokus pada community based care / service (Pengobatan berbasis komunitas)
- Riset & Technology
- Populasi klien di rumah sakit jiwa yang besar berkurang, dan banyak rumah sakit yang ditutup
- Pusat-pusat kesehatan komunitas jiwa sering tidak mampu menyediakan layanan akibat bertambahnya jumlah klien.
- Tunawisma menjadi masalah bagi penderita penyakit mental kronik persisten yang mengalami kekurangan sumber daya keluarga dan dukungan social yang adekuat.

1980 - 1990
.
Biaya perawatan kesehatan yang tinggi dan kebutuhan pembatasan biaya menjadi focus nasional.
1. Sistem managed care, mengatur hubungan antara pembayar, penyedia jasa, dan konsumen layanan kesehatan.
a. Sistem ini memantau distribusi pelayanan, tindakan penyedia jasa, dan hasil perawatan.
b. Tujuan dari sistem ini adalah mengurangi biaya sambil tetap meningkatkan mutu pelayanan.
c. Hubungan antara penyedia jasa dan pengguna layanan tidak lagi bersifat primer. Manajer dan pihak asuransi kesehatan memantau hubungan antara penyedia jasa dan konsumen layanan kesehatan.
2. Jenis-jenis sistem managed care meliputi:
a. Health maintenance organizations (HMO), menawarkan dana yang telah ditetapkan sebelumnya bagi klien di populasi tertentu sebagai pembayaran atas layanan kesehatan yang diberikan penyedia jasa selama jangka waktu tertentu.
b. Organisasi praktik mandiri, tempat kelompok-kelompok penyedia layanan kesehatan mengadakan kontrak dengan HMO.
c. Organisasi Penyedia Jasa Terpilih (Preferred Provider Organizations [PPOI]), kelompok-kelompok penyedia jasa yang telah disetujui HMO tertentu untuk memberikan layanan pada pupolasi kliennya.

1882 :

Primary Consistend of Custodial Care

1990-2000
:Fokus pada preventif / community based service, primary preventive using various approaches; such as mental health center, partical, hospital service, day care center, home health and hospice care
Perubahan-perubahan yang signifikan dalam perawatan kesehatan jiwa.
1. Managed care menghubungkan struktur dan layanan baru.
a. Manajemen kasus. Seorang manajer kasus ditugaskan untuk mengkoordinasikan pelayanan untuk klien individu dan bekerja sama dengan tim multidisipliner.
b. Jalur kritis dan peta perawatan. Alat-alat manajemen klinis yang menunjukkan organisasi, urutan dan waktu intervensi yang diberikan oleh tim perawatan untuk satu gangguan yang teridentifikasi pada klien.
c. Perawatan komunitas berbasis populasi. Pemberian dan pemfokusan layanan pencegahan primer (bukan hanya perawatan berbasis penyakit); mencakup identifikasi kelompok-kelompok berisiko tinggi dan penyuluhan untuk mencegah gaya hidup guna mencegah penyakit.
2. Tempat alternatif memberikan pengobatan di lingkungan yang paling tidak restriktif. Perawatan dan pengobatan berbasis komunitas ditujukan pada pencegahan tersier, yang dirancang untuk mengurangi keparahan masalah kesehatan mental dan membantu seseorang untuk hidup dengan kapasitas fungsi setinggi mungkin.
Tempat untuk pengobatan alternatif adalah sebagai berikut:
a. Pusat kesehatan jiwa dan pusat krisis komunitas
b. Unit-unit psikiatrik rawat inap jangka pendek di rumah sakit komunitas
c. Hospitalisasi parsial dan program day-care
d. Program pengobatan residensial di halfway house, board-and-care homes, dan panti
e. Mobile crisis unit dan rumah singgah untuk tunawisma
f. Program clubhouse memberi layanan transisi untuk meningkatkan kehidupan komunitas yang mandiri
g. Penjara dan Rumah-rumah perawatan
3. Amerika dengan Disabilities Act (1990) membantu memastikan bahwa penderita cacat, termasuk penderita gangguan jiwa, dapat berpatisipasi penuh dalam kegiatan ekonomi dan social masyarakat.
4. Pertumbuhan pergerakan konsumen
a. Organisasi-organisasi seperti the National Alliance of Mentally III, menghapus stigma gangguan jiwa dan member dukungan komunitas setempat bagi penderita ganguan jiwa dan keluarganya.
b. Organisasi-organisasi melakukan lobi untuk meningkatkan dana penelitian dan pengobatan gangguan jiwa.
5. Pengetahuan tentang struktur dan fungsi otak
a. Tahun 1990-an dianggap sebagai “Dekade Otak” karena pertumbuhan pesat pengetahuan tentang cara kerja otak.
b. Seiring dengan kemajuan genetika, pengetahuan yang dihasilhan telah membentuk kembali pemahaman tentang penyebab dan pengobatan gangguan jiwa.


SEJARAH KEPERAWATAN PSIKIATRIK

A. Tokoh Utama
1. Florence Nightingale (1859) adalah pendiri keperawatan modern dan penulis teks keperawatan pertama, Notes on Nursing.
2. Harriet Baily (1920) menulis buku ajar keperawatan psikiatrik dalam yang pertama, Nursing in Mental Diseases.
3. Hildegarde Peplau (1952) menulis Interpersonal Relations in Nursing,sebuah buku penting yang menjelaskan tentangkerangka kerja praktik keperawatan psikiatrik. Penekanannya pada hubungan perawat-pasien dan konstruksi teoritis untuk menjelaskan masalah pasien menjadi dasar dalam praktik keperawatan psikiatrik.
B. Organisasi-organisasi keperawatan yang memimpin pengembangan keperawatan psikiatrik
1. National League for Nursing (NLN), 1937. NLN merekomendasikandimasukkannya kesehatan jiwa dan keperawatan psikiatrik dalam kurikulum sekolah keperawatan.
2. American Nurses Association (ANA), 1958.
a. ANA membentuk Conference Group on Psychiatric Nursing. Kelompok ini bekerja untuk mendefinisikan praktik keperawatan kesehatan jiwa-psikiatrik.
b. Di 1973, ANA merupakan organisasi pertama yang mempublikasikan standar praktik kesehatan jiwa dan keperawatan pskiatrik; sedangkan standar yang telah direvisi dipublikasikan pada 1982 dan 1994.


SEJARAH PERKEMBANGAN DAN UPAYA KESEHATAN JIWA DI INDONESIA

1. Dulu kala gangguan jiwa dianggap kerasukan
Terapi : mengeluarkan roh jahat
2. Zaman Kolonial sebelum ada RSJ di Indonesia, pasien gangguan jiwa ditampung di RS Sipil atau RS Militer di Jakarta, Semarang, dan Surabaya, yang ditampung pada umumnya penderita gangguan jiwa berat.
3. 1 Juli :
- 1882 : RSJ pertama di Indonesia (Bogor)
- 1902 : RSJ Lawang
- 1923 : RSJ Magelang
- 1927 : RSJ Sabang diRS ini jauh dari perkotaanPerawat pasien bersifat isolasi & penjagaan (custodial care).
Stigma : keluarga menjauhkan diri dari pasien
4.Dewasa ini hanya satu jenis RSJ yaitu RSJ punya pemerintah
5.Sejak tahun 1910 - mulai dicoba hindari costodial care ( penjagaan ketat) & restraints (pengikatan )
6.Mulai tahun 1930 - dimulai terapi kerja seperti menggarap lahan pertanian bagi para penderita gangguan jiwa
7.Selama Perang Dunia II & pendudukan Jepang - Upaya kesehatan jiwa tak berkembang
8.Proklamasi - Perkembangan baruPada bulan Oktober 1947 pemerintah membentuk Jawatan Urusan Penyakit Jiwa ( belum bekerja dengan baik).
Tahun 1950 pemerintah memperingatkan Jawatan Urusan Penyakit Jiwa untuk meningkatkan penyelenggaraan pelayanan
9.Tahun 1966- PUPJ Direktorat Kesehatan Jiwa-UU Kesehatan Jiwa No.3 thn 1966 ditetapkan oleh pemerintah- Adanya Badan Koordinasi Rehabilitasi Penderita Penyakit Jiwa ( BKR-PPJ) dengan instansi diluar bidang kesehatan
10.Tahun 1973 - PPDGJ I yang diterbitkan tahun 1975 ada integrasi dengan PUSKESMAS
11.Sejak tahun 1970 an : pihak swasta pun mulai memikirkan masalah kesehatan jiwa
12.Ilmu kedokteran jiwa berkembang- Adanya sub spesialisasi seperti kedokteran jiwa masyarakat, Psikiatri Klinik, Kedokteran Jiwa Usila dan Kedokteran Jiwa Kehakiman- Setiap Sub Direktorat dipimpin oleh 4 kepala seksiProgram kesehatan jiwa nasional dibagi dalam 3 sub program yang diputuskan pada masyarakat dengan prioritas pada Health Promotion
1. Sub Program Perbaikan Pelayanan :
-Fokus Psychiatric
– Medical
– Care
-Penekanan pada curative service (treatment) dan rehabilitasi
2. Sub Program Pengembangan Sistem, berfokus pada peningkatan IPTEK, continuing education, research administrasi dan manajemen, mental health information3. Sub Program untuk Establishment Community Mental Health :
- Diseminasi ilmu
-Fasilitasi RSJ swasta
-Perizinan
-Stimulasi konstruksi RSJ swasta
-Kerja sama dengan luar negeri : ASEAN, ASOD, COD, WHO, AUSAID, etc.


MODEL
KEPERAWATAN DASAR :
1.RentangSehat - sakitAdaptif - Maladaptif
2.Nursing Model
- Peplau Interpersonal ModelNursing :
A significant, therapeutic and interpersonal processEssence of nursing : relationship between nurse & clientNurse harus memahami diri dan dapat berinteraksi dengan klien
3.Teori Orem :Self care adalah tingkah laku yg dipelajari dan disegaja yg ditampilkan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Kemampuan seseorang memenuhi kebutuhannya tergantung pada situasi dan kondisinya


FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN JIWA
1.Genetika (Cloninger, 1989)
2.Neurobiological
-Terjadi pembesaran ventrikel III pada posisi sebelah kiri lobus frontal klien skizofrenia daripada orang normal (Andreasen, 1991)- Wernicle dan Brocas aphasia disorganisasi pada waktu bicara- Hiperaktifitas dopamine3.Neurobehavioral- Kerusakan lobus frontal
- Kesulitan dalam proses pemecahan masalah, berpikir abstrak, gangguan psikomotorik- Kerusakan pada basal ganglia
- Distonia tremor
- Gangguan pada lobus temporal limbic
- Meningkatnya kewaspadaan, distractbility, gangguan memory ( Short Term Memory)4.Stress psikososial dan perkembangan - gejala psikotik, kemiskinan, kebodohan, pengangguran, isolasi sosial, dan kehilangan.
5.Penyalagunaan : Coping yang maladaptive dari obat- obatan6.Psikodinamika. Freud : gangguan hubungan pada masa anak


PERAN DAN FUNGSI PSYCHIATRIC NURSE
1.Psychiatric nursing dianggap sebuah profesi sejak akhir abad ke-19 dan sejak awal abad ke 20 profesi tersebut muncul sebagai spesialisasi dengan peran dan fungsinya yang unik.
2.Praktek psyhiatric nursing kontemporer- Psyhiatrist psychologist social workes dan marriage dan family therapist
- Psyhaitric nursing is an interpersonal process that promotes and maintaining patient behavior that contributes to integrated fungtional (Stuart dan Sundeen, 1998)Klien dari psyhiatric nurse : individual, keluarga, kelompok dan masyarakatPraktek keperawatan jiwa pada akhir-akhir ini mengacu pada sejumlah premise atau kepercayaan sebagai berikut :
- Phylosophical belief of Nursing Practice
- Menggunakan pengetahuan dari blophysical, psychosocial. Science teory personality dan human behavior
- Pemilihaan dari model
-model konseptualEra globalisasi
- praktek harus dapat dipertanggungjawabkan karena nurse-patient relationship berubah menjadi nurse-patient partnership yang mengembangkan peran dari perawat jiwa profesional yang elemennya terdiri dari :
-Kompetensi klien dan keluarga-Advocacy klien dan keluarga-Physical responsibility-Kolaborasi dgn profesi lain-Social accountability-Legal ethical parameterPeran perawat tidak lagi hanya berfokus pada bedside care : Perawat jiwa harus lebih sensitif pada lingkungan sosial dan advocacy terhadap kebutuhan klien dan keluargaPengembangan praktek, pendidikan, dan riset.
3.Tingkat Pencegahan
- Primer : Insiden gangguan jiwa, health promotion, illness prevention dan penyuluhan
- Sekunder : Illness by eart detection dan treatment of the problem. Skreening, home visit, and crisis intervention
- Tertier :
-Residual impairment or disability, promote vocational, dan rehabilitation.-Organisation after care programeProviding partial hospitalization4.Rentang Perawatan (continuum of care )5.Tingkat penampilan tergantung pada 4 faktor, yaitu :
-Hukum / peraturan yang ada pada negara tersebut tentang peran dan fungsi psychiatric nurse-KualifikasiRN ( Psychiatric mental health registered nurse)
-Psychiatric mental health advance practise registered nurse
-Setting praktek : purpose type dan location administrasi di pemerintahan, di swasta dan personal inisiatifPraktik Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik Saat Ini
Pada 1994, the Coalition of Psychiatric Nursing Organizations dan ANA bersama-sama menerbitkan deskripsi dua tingkat praktik, yaitu praktik umum dan spesialis.

A. Perawat Generalis Kesehatan Jiwa-Psikiatrik
1. Pendidikan yang dibutuhkan adalah sarjana keperawatan.
2. Sertifikasi adalah proses formal yang diatur oleh the American Nurses Credentialing Center (ANCC) yang memvalidasi kompetensi klinis. Gelar yang didapat setelah sertifikasi ini adalah RN,C.
3. Fungsi
a. Perawat generalis bekerja dengan individu, keluarga, kelompok dan komunitas untuk mengkaji kebutuhan kesehatan jiwa, mengembangkan diagnosis, merencanakan, dan mengimplementasikan serta mengevaluasi asuhan keperawatan.
b. Perawat generalis kesehatan jiwa psikiatrik menggunakan intervensi-intervensi yang mencakup peningkatan dan pemeliharaan kesehatan; skrining dan evaluasi masukan; manajemen kasus; penyediaan lingkungan yang terapeutik(mis., terapi milieu); penyuluhan klien dan membantu mereka dalam aktivitas perawatan diri; pemberian dan pemantauan program pengobatan psikobiologik; intervensi, krisis dan koseling; serta aktivitas program outreach di rumah dan di komunitas.
4. Lingkungan praktik.
Perawat generalis berpraktik di rumah sakit tradisional, lembaga kesehatan di rumah, program asistensi karyawan, klinik kesehatan jiwa, HMO, pusat perawatan primer, klinik tunawisma, lembaga untuk lansia, unit gawat darurat, pusat day-care, sekolah, dan penjara.

B. Perawat Spesialis Kesehatan Jiwa-psikiatrik
1. Pendidikan yang diperlukan adalah master keperawatan kesehatan jiwa-psikiatrik.
a. Praktisi perawat psikiatrik.
Spesialis ini adalah praktik lanjutan dari RN (APN atau APRN) yang memberikan asuhan primer. Setiap Negara memiliki undang-undang praktik keperawatan tersendiri yang mengatur lingkup praktik, termasuk wewenang memberikan resep.
b. Spesialis perawat klinis (clinical nurse specialist [CNS]). Merupakan perawat RN bergelar master yang memberikan asuhan langsung sebagai ahli terapi atau asuhan tidak langsung sebagai konsultan, pendidik atau peneliti.
2. Sertifikasi
Merupakan proses formal memvalidasi kompetensi klinis yang dilakukan oleh ANCC. Perawat kesehatan jiwa dengan praktik lanjutan juga dapat disertifikasi sebagai spesialis klinis. Gelarnya adalah RN, CS, dan ini berlaku baik terhadap praktisi perawat psikiatrik maupun perawat spesialis klinis.
3. Fungsi
a. Melaksanakan semua fungsi perawat generalis.
b. Memberikan asuhan kesehatan jiwa primer, termasuk memberikan resep obat psikoaktif tes diagnostic yang tepat sesuai peraturan.
c. Menganalisis kebutuhan kesehatan individu dan populasi serta merancang program yang targetnya adalah kelompok beresiko serta factor-faktor budaya dan lingkungan yang meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit jiwa.
4. Lingkungan praktik.
Perawat spesialis dapat berpraktik di tempat-tempat yang sudah dikemukakan di atas untuk perawat generalis baik yang berpraktik tunggal maupun kelompok, mengadakan kontrak dengan program asistensi karyawan, HMO, organisasi penyedia jasa terpilih dan lingkungan lain dimana mereka dapat memberikan pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA

Isaacs, Ann. 2004. Panduan Belajar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Stuart, Gail W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Sulistiawati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.